![]() | ![]() |
Misalnya, Oesman yang berdomisili di Bandung, Jawa Barat, yang mengaku setuju tapi juga merasa kesal jika TDL naik.
"Enggak masalah sih kalau naik, tapi setidaknya harus diimbangi dengan efisiensi Perusahaan Listrik Negara (PLN)," ungkapnya ketika dihubungi baru-baru ini.
Kenaikan tersebut juga ia harapkan mampu meningkatkan produktivitas dalam melayani pelanggan. Menurut Oesman, hingga saat ini upaya PLN dirasa belum maksimal.
"Kalau memang harus naik, ya naikkan. Tapi sekali lagi, positifkah pengaruhnya? Jangan sampai rakyat semakin terbebani untuk yang tidak ada manfaatnya," katanya.
Senada dengan Oesman, Hario yang tinggal di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, juga menilai kenaikan TDL tidak terlalu dipusingkannya.
"Setuju saja asal PLN bisa berbenah. Masalahnya di Palangkaraya listrik lumayan susah, sering terjadi pemadaman rata-rata lebih dari lima jam," keluh Hario.
Pemadaman tersebut, lanjut Hario, menyebabkan warga kotanya harus membeli genset dan menyebabkan bertambahnya pengeluaran setiap bulan karena harus membeli bensin.
"TDL makin mahal dan masih tetap harus membeli bensin untuk genset. Kalau masih juga terjadi pemadaman, ya kami keberatan TDL naik walaupun untuk manfaat bersama," tegas Hario.
Seperti yang diketahui, pemerintah menetapkan kenaikan TDL sebesar 15% secara berkala dan sudah disetujui DPR.
Kenaikan TDL rata-rata per bulan sebesar 4,3% selama tiga bulan diharapkan dapat mengurangi subsidi listrik yang semakin membebani APBN











0 komentar:
Posting Komentar
Kalo SPAM SORRY BRO !!! CUKUP 2 BLOG TLD GW MAMPUS !!